TAHUN BARU ISLAM: MAKNA DAN PERAYAAN (01/07/24)

LogoWeb4

*** TERIMA KASIH UNTUK TIDAK MEMBERIKAN IMBALAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA APARATUR PENGADILAN TINGGI AGAMA BANTEN. WASPADA TERHADAP MODUS PENIPUAN YANG MENGATASNAMAKAN PIMPINAN, HAKIM, PEJABAT DAN SELURUH PEGAWAI PENGADILAN TINGGI AGAMA BANTEN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN ***

Ditulis oleh I. Harvin Saputro, S.IP. on . Dilihat: 1410

Tahun Baru Islam: Makna dan Perayaan
Penulis: Yasmita, S.Ag., S.Pd.I., M.H.

Pendahuluan

Tahun Baru Islam, yang juga dikenal sebagai 1 Muharram, merupakan momen penting dalam kalender Hijriyah yang digunakan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Berbeda dengan kalender Masehi yang berbasis pada pergerakan matahari, kalender Hijriyah didasarkan pada peredaran bulan. Oleh karena itu, Tahun Baru Islam tidak selalu jatuh pada tanggal yang sama setiap tahunnya dalam kalender Masehi

Bagi umat Muslim, Tahun Baru Islam bukan sekadar pergantian angka tahun, melainkan sebuah kesempatan untuk refleksi dan introspeksi diri. Ini adalah waktu untuk merenungkan perjalanan spiritual selama setahun terakhir dan menetapkan niat serta resolusi baru untuk tahun yang akan datang . Tahun Baru Islam juga memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah, yang menandai dimulainya kalender Hijriyah. Peristiwa hijrah ini memiliki makna mendalam tentang pengorbanan, kesabaran, dan perubahan menuju kebaikan .

Di berbagai belahan dunia, umat Muslim merayakan Tahun Baru Islam dengan berbagai cara yang mencerminkan tradisi dan budaya lokal mereka. Di Indonesia, misalnya, perayaan 1 Muharram sering kali diwarnai dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti pengajian, zikir bersama, dan pawai obor. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga sarana untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai keislaman.

Dengan memahami makna dan sejarah di balik Tahun Baru Islam, kita dapat lebih menghargai perayaan ini sebagai momen yang penuh dengan makna spiritual dan kebersamaan. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang sejarah, makna, dan tradisi perayaan Tahun Baru Islam di berbagai negara, serta amalan dan kegiatan yang dianjurkan untuk menyambutnya.

Awal Mula Tahun Baru Islam

1.    Penjelasan tentang Kalender Hijriyah

Kalender Hijriyah adalah kalender lunar yang digunakan oleh umat Muslim di seluruh dunia untuk menentukan tanggal-tanggal penting dalam Islam, termasuk Ramadan, Haji, dan berbagai hari raya. Kalender ini didasarkan pada peredaran bulan, dengan satu tahun terdiri dari 12 bulan lunar. Setiap bulan memiliki 29 atau 30 hari, tergantung pada penampakan bulan sabit yang menandai awal bulan baru. Oleh karena itu, kalender Hijriyah lebih pendek sekitar 10-12 hari dibandingkan dengan kalender Masehi yang berbasis pada peredaran matahari.

Kalender Hijriyah dimulai pada tahun 622 Masehi, yang dikenal sebagai tahun Hijrah, ketika Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya melakukan hijrah atau migrasi dari Mekah ke Madinah. Ini merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam yang tidak hanya menandai awal kalender Hijriyah, tetapi juga titik balik dalam perkembangan komunitas Muslim.

2.    Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah sebagai Awal Kalender Hijriyah

Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah adalah salah satu peristiwa paling monumental dalam sejarah Islam. Hijrah terjadi ketika Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya menghadapi penindasan dan penganiayaan yang berat di Mekah. Setelah menerima wahyu dari Allah SWT, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk berhijrah ke Madinah, yang saat itu dikenal sebagai Yatsrib, untuk mencari tempat yang lebih aman dan mendukung bagi perkembangan Islam.

Hijrah ini terjadi pada tahun 622 Masehi dan menandai dimulainya kalender Hijriyah. Saat Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau disambut dengan hangat oleh penduduk Madinah yang sudah mulai memeluk Islam. Hijrah ini membawa banyak perubahan signifikan, baik dari segi sosial, politik, maupun keagamaan. Komunitas Muslim di Madinah berkembang pesat, dan Nabi Muhammad SAW berhasil membentuk masyarakat yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam.

Penetapan hijrah sebagai awal kalender Hijriyah dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Dalam upaya untuk menyusun sistem penanggalan yang resmi bagi negara Islam yang sedang berkembang, Umar bin Khattab menetapkan tahun hijrah sebagai tahun pertama dalam kalender Islam. Dengan demikian, peristiwa hijrah tidak hanya memiliki makna historis yang mendalam, tetapi juga menjadi dasar bagi penanggalan dalam Islam yang digunakan hingga saat ini.

Penetapan Tahun Baru Islam

1.    Sejarah Penetapan 1 Muharram sebagai Tahun Baru Islam*

Penetapan 1 Muharram sebagai awal Tahun Baru Islam berawal dari kebutuhan untuk memiliki sistem penanggalan yang konsisten di kalangan umat Muslim. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, ketika Islam mulai berkembang pesat dan wilayah kekuasaan semakin meluas, muncul kebutuhan untuk menyusun kalender resmi yang dapat digunakan untuk administrasi pemerintahan dan berbagai keperluan lainnya.

Pada tahun 638 Masehi, Khalifah Umar bin Khattab berkonsultasi dengan para sahabat untuk menetapkan sistem penanggalan yang akan digunakan. Setelah mempertimbangkan beberapa pilihan, termasuk kalender Persia dan Romawi, diputuskan bahwa kalender Islam akan didasarkan pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah. Peristiwa hijrah dianggap sebagai titik balik penting dalam sejarah Islam yang layak dijadikan acuan.

1 Muharram dipilih sebagai awal tahun dalam kalender Hijriyah, bukan pada tanggal hijrah itu sendiri, karena bulan Muharram adalah bulan pertama dalam urutan bulan-bulan Islam. Dengan penetapan ini, 1 Muharram menjadi hari pertama dalam tahun Hijriyah, dan hijrah Nabi Muhammad SAW menjadi titik awal perhitungan tahun dalam kalender Islam.

2.    Tokoh-Tokoh Penting yang Terlibat dalam Penetapan Kalender Hijriyah

Beberapa tokoh penting yang terlibat dalam penetapan kalender Hijriyah termasuk:

1. Khalifah Umar bin Khattab: Sebagai khalifah kedua, Umar bin Khattab memainkan peran utama dalam penetapan kalender Hijriyah. Beliau memahami kebutuhan akan sistem penanggalan yang konsisten dan resmi untuk mengelola administrasi negara yang semakin besar.

2. Ali bin Abi Thalib: Sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib, memberikan saran dan masukan penting dalam penetapan kalender Hijriyah. Beliau dikenal karena kebijaksanaan dan pengetahuannya dalam masalah-masalah keagamaan dan sosial.

3. Utsman bin Affan dan Sa'ad bin Abi Waqqas: Mereka adalah sahabat Nabi yang juga memberikan kontribusi dalam diskusi tentang penetapan kalender. Dukungan mereka membantu Khalifah Umar dalam mengambil keputusan yang tepat.

Makna dan Signifikansi Tahun Baru Islam

1.    Makna Spiritual

Tahun Baru Islam memiliki makna spiritual yang dalam bagi umat Muslim. Ini adalah waktu untuk refleksi dan introspeksi diri, mengevaluasi perjalanan spiritual selama setahun terakhir, dan menetapkan niat serta resolusi untuk tahun yang akan datang. Umat Muslim diajak untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, memperbaiki diri, dan memperbanyak amalan kebaikan.

2.    Signifikansi Sejarah

Tahun Baru Islam memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW, yang memiliki signifikansi besar dalam sejarah Islam. Hijrah bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga simbol perubahan, pengorbanan, dan perjuangan untuk menegakkan nilai-nilai Islam. Peristiwa ini mengajarkan pentingnya keberanian, kesabaran, dan komitmen terhadap kebenaran.

3.    Inspirasi dari Hijrah

Hijrah memberikan inspirasi bagi umat Muslim untuk terus berjuang dan berusaha memperbaiki diri dan masyarakat. Ini adalah panggilan untuk melakukan perubahan positif, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam konteks sosial. Tahun Baru Islam mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas, persaudaraan, dan kerja sama dalam membangun komunitas yang lebih baik.

Makna Spiritual

1.    Refleksi dan Introspeksi Diri

Tahun Baru Islam merupakan waktu yang sangat penting bagi umat Muslim untuk melakukan refleksi dan introspeksi diri. Saat memasuki tahun baru, umat Muslim diajak untuk merenungkan perjalanan hidup dan spiritual mereka selama setahun yang telah berlalu. Ini adalah kesempatan untuk mengevaluasi pencapaian, kegagalan, dan berbagai pengalaman yang telah dilalui.

Melalui refleksi, seseorang dapat memahami kekurangan dan kelemahan diri, serta mengenali dosa-dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan. Introspeksi ini diharapkan dapat membawa kesadaran diri yang lebih dalam, sehingga umat Muslim dapat memperbaiki diri dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik di tahun yang baru. Proses ini juga melibatkan penyesalan atas dosa-dosa yang telah lalu dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

2.    Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan

Salah satu tujuan utama dari refleksi dan introspeksi diri adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Tahun Baru Islam adalah momen yang tepat untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT melalui berbagai ibadah dan amalan kebaikan. Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur'an, berdoa, dan melakukan ibadah-ibadah sunnah.

Peningkatan keimanan melibatkan keyakinan yang lebih kuat terhadap ajaran Islam dan kesungguhan dalam menjalankan perintah Allah SWT. Hal ini juga mencakup usaha untuk menjaga hati dan pikiran dari hal-hal yang negatif dan memperbanyak amal shalih. Dengan demikian, ketaqwaan, yaitu sikap takut dan taat kepada Allah, dapat terus ditingkatkan.

Tahun Baru Islam juga mengingatkan umat Muslim akan pentingnya hijrah dalam makna spiritual, yaitu berpindah dari keadaan yang kurang baik menuju keadaan yang lebih baik. Hijrah ini bisa berupa peningkatan dalam ibadah, akhlak, dan hubungan sosial. Dengan niat yang kuat dan usaha yang sungguh-sungguh, diharapkan setiap individu dapat mencapai derajat keimanan dan ketaqwaan yang lebih tinggi.

Makna spiritual dari Tahun Baru Islam adalah momen untuk melakukan refleksi dan introspeksi diri, serta berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Melalui proses ini, umat Muslim diharapkan dapat memperbaiki diri, memperkuat hubungan dengan Allah, dan menjalani kehidupan dengan semangat baru yang lebih baik.

Signifikansi Sejarah

1.    Mengingat Perjuangan dan Pengorbanan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat

Tahun Baru Islam menandai peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dari Mekah ke Madinah. Peristiwa ini adalah salah satu tonggak paling penting dalam sejarah Islam, yang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Hijrah dilakukan di tengah-tengah tekanan, ancaman, dan penganiayaan yang dialami oleh umat Muslim di Mekah.

Nabi Muhammad SAW dan para sahabat meninggalkan tanah kelahiran mereka, harta benda, dan segala kenyamanan hidup untuk mempertahankan iman mereka dan membangun komunitas Muslim yang kuat. Perjuangan ini menunjukkan ketabahan, keteguhan iman, dan keberanian yang luar biasa. Mereka tidak hanya menghadapi tantangan fisik dalam perjalanan yang panjang dan berbahaya, tetapi juga harus menghadapi berbagai tantangan sosial dan politik di Madinah.

Hijrah juga menjadi simbol pengorbanan besar yang dilakukan demi tegaknya agama Islam. Para sahabat, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, memainkan peran penting dalam mendukung Nabi Muhammad SAW dan berjuang bersama beliau. Pengorbanan mereka menjadi inspirasi bagi umat Muslim sepanjang sejarah untuk tetap teguh dalam menghadapi berbagai cobaan dan rintangan.

2.    Inspirasi dari Hijrah untuk Kehidupan Modern

Peristiwa hijrah tidak hanya memiliki signifikansi sejarah yang besar, tetapi juga memberikan banyak inspirasi untuk kehidupan modern. Hijrah mengajarkan pentingnya keberanian untuk melakukan perubahan, terutama ketika dihadapkan pada ketidakadilan dan penindasan. Nilai-nilai hijrah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara berani menghadapi tantangan, mengambil langkah-langkah positif untuk perubahan, dan tidak takut meninggalkan zona nyaman demi mencapai tujuan yang lebih baik.

Dalam konteks modern, hijrah juga bisa diartikan sebagai perubahan internal dan perbaikan diri. Ini adalah panggilan untuk meninggalkan kebiasaan buruk, perilaku negatif, dan dosa-dosa, serta berpindah ke kehidupan yang lebih baik, penuh dengan amal kebaikan, kejujuran, dan ketulusan. Hijrah mengajarkan pentingnya memanfaatkan peluang untuk memperbaiki diri dan masyarakat sekitar.

Selain itu, hijrah mengajarkan nilai-nilai solidaritas, kerja sama, dan persaudaraan. Ketika Nabi Muhammad SAW dan para sahabat tiba di Madinah, mereka disambut dengan baik oleh penduduk Madinah (Kaum Anshar) yang menunjukkan keramahtamahan dan kedermawanan. Ini menjadi contoh bagaimana membangun komunitas yang saling mendukung, menghormati perbedaan, dan bekerja sama untuk kebaikan bersama.

Signifikansi sejarah Tahun Baru Islam mengingatkan kita akan perjuangan dan pengorbanan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, serta memberikan inspirasi berharga untuk kehidupan modern. Dengan meneladani nilai-nilai hijrah, kita dapat berusaha menjadi individu yang lebih baik, menciptakan perubahan positif dalam masyarakat, dan memperkuat persaudaraan serta solidaritas di antara sesama.

Perayaan Tahun Baru Islam di Berbagai Negara

1.    Perayaan 1 Muharram di Indonesia

Di Indonesia, Tahun Baru Islam atau 1 Muharram dirayakan dengan berbagai cara yang mencerminkan keragaman budaya dan tradisi lokal. Banyak umat Muslim di Indonesia yang mengadakan pengajian, dzikir bersama, dan doa bersama di masjid-masjid atau di rumah. Beberapa daerah juga menyelenggarakan pawai obor, di mana masyarakat berarak-arakan sambil membawa obor, sebagai simbol semangat hijrah Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, beberapa komunitas Muslim di Indonesia mengadakan acara muhasabah (refleksi diri) dan tausiyah (ceramah agama) yang mengajak umat untuk merenungkan perjalanan hidup dan meningkatkan keimanan serta ketaqwaan. Perayaan ini juga sering kali diiringi dengan kegiatan sosial, seperti berbagi makanan kepada fakir miskin dan anak yatim, serta mengadakan bakti sosial di lingkungan sekitar.

2.    Tradisi Lokal dan Adat yang Terkait dengan Tahun Baru Islam

Di berbagai daerah di Indonesia, terdapat tradisi lokal dan adat yang khas dalam merayakan 1 Muharram. Misalnya, di Jawa, terdapat tradisi "Grebeg Suro" yang diadakan di Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Tradisi ini melibatkan arak-arakan gunungan (hasil bumi yang dibentuk menyerupai gunung) yang kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk syukur dan berkah.

Di Aceh, masyarakat mengadakan "Khanduri Suro," sebuah acara makan bersama yang diadakan oleh keluarga-keluarga di kampung untuk mempererat silaturahmi. Di daerah Sumatera Barat, terdapat tradisi "Tabuik" di Pariaman, yang merupakan upacara peringatan yang melibatkan arak-arakan tabut dan berbagai pertunjukan budaya.

Perayaan di Negara-Negara Lain

1.    Perayaan di Negara-Negara Timur Tengah

Di negara-negara Timur Tengah, perayaan Tahun Baru Islam umumnya lebih sederhana dan lebih berfokus pada aspek spiritual. Di Arab Saudi, misalnya, Tahun Baru Islam tidak dirayakan dengan pesta besar, melainkan dengan ibadah di masjid dan refleksi diri. Umat Muslim di sana biasanya menghadiri khutbah khusus di masjid dan berdoa untuk kebaikan di tahun yang baru.

Di Mesir, perayaan 1 Muharram juga lebih berfokus pada kegiatan keagamaan. Masjid-masjid di Kairo dan kota-kota lainnya mengadakan ceramah dan dzikir bersama. Di beberapa daerah, ada juga pawai kecil yang dilakukan oleh anak-anak dengan membawa bendera dan lampu.

2.    Tradisi Unik di Negara-Negara Asia dan Afrika

Di beberapa negara Asia dan Afrika, perayaan Tahun Baru Islam memiliki tradisi unik yang mencerminkan kekayaan budaya lokal. Di India, umat Muslim merayakan 1 Muharram dengan berdoa di masjid dan mengadakan prosesi yang dikenal sebagai "Ta'ziyah," di mana replika makam Husain bin Ali dibawa dalam arak-arakan untuk mengenang peristiwa Karbala.

Di Nigeria, perayaan Tahun Baru Islam dikenal sebagai "Islamic New Year Festival" dan dirayakan dengan berbagai kegiatan, seperti doa bersama, ceramah agama, dan pawai. Umat Muslim di sana juga mengadakan kegiatan sosial, seperti memberikan bantuan kepada yang membutuhkan dan menyelenggarakan acara kebersamaan untuk mempererat tali silaturahmi.

Di Malaysia, perayaan 1 Muharram dikenal sebagai "Awal Muharram" dan dirayakan dengan berbagai acara keagamaan, termasuk ceramah, doa bersama, dan tadarus Al-Qur'an. Pemerintah Malaysia juga sering mengadakan acara resmi untuk memperingati Tahun Baru Islam dengan mengundang tokoh-tokoh agama dan masyarakat.

Perayaan Tahun Baru Islam di berbagai negara mencerminkan keragaman budaya dan tradisi lokal yang kaya. Meskipun cara perayaannya berbeda-beda, esensi dari Tahun Baru Islam sebagai momen refleksi, introspeksi, dan peningkatan spiritual tetap menjadi inti dari setiap perayaan. Dengan menghormati dan merayakan 1 Muharram, umat Muslim di seluruh dunia menunjukkan komitmen mereka terhadap nilai-nilai hijrah dan semangat perubahan menuju kebaikan.

Kegiatan dan Amalan di Tahun Baru Islam

1.    Puasa Sunnah di Bulan Muharram

Puasa di bulan Muharram, khususnya pada hari Asyura (10 Muharram), sangat dianjurkan dalam Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram..." (HR. Muslim). Puasa Asyura memiliki keutamaan yang besar, yaitu dihapuskannya dosa-dosa kecil selama setahun yang lalu. Selain puasa Asyura, umat Muslim juga dianjurkan untuk berpuasa pada hari Tasu'a (9 Muharram) sebagai bentuk kehati-hatian dalam mengikuti sunnah Nabi.

2.    Ibadah Lainnya yang Dianjurkan

Selain puasa, ada beberapa ibadah lain yang dianjurkan di bulan Muharram. Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur'an, dan melakukan shalat sunnah. Melakukan shalat sunnah seperti shalat Dhuha, Tahajjud, dan rawatib sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan. Dzikir dan doa juga menjadi bagian penting dalam memperkuat hubungan dengan Allah SWT, serta memohon ampunan dan keberkahan di tahun yang baru.

3.    Kegiatan Sosial dan Keagamaan

Di bulan Muharram, khususnya saat menyambut Tahun Baru Islam, banyak umat Muslim yang mengadakan pengajian, ceramah, dan majelis taklim. Acara-acara ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang makna hijrah dan pentingnya tahun baru dalam Islam. Umat Muslim diajak untuk merenungkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan mengambil hikmah dari peristiwa hijrah. Melalui ceramah dan majelis taklim, mereka juga mendapatkan bimbingan dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam.

4.    Kegiatan Sosial seperti Sedekah dan Bakti Sosial

Selain ibadah individual, kegiatan sosial juga menjadi bagian penting dalam menyambut Tahun Baru Islam. Banyak komunitas Muslim yang mengadakan kegiatan sedekah, membagikan makanan kepada fakir miskin, anak yatim, dan mereka yang membutuhkan. Bakti sosial, seperti membersihkan lingkungan, membantu tetangga, dan mengunjungi orang sakit, juga dilakukan sebagai wujud kepedulian dan solidaritas. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya mempererat tali silaturahmi, tetapi juga memperkuat ukhuwah Islamiyah dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sosial.

Penutup

1.    Kesimpulan

Tahun Baru Islam memiliki makna yang sangat penting bagi umat Muslim. Ini adalah waktu untuk refleksi dan introspeksi diri, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, serta mengenang perjuangan dan pengorbanan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dalam peristiwa hijrah. Dengan memahami makna dan sejarah di balik Tahun Baru Islam, kita dapat menyambutnya dengan semangat baru, berusaha memperbaiki diri, dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

2.    Ajakan

Saya mengajak para pembaca untuk lebih mendalami makna Tahun Baru Islam dan menjadikannya sebagai momen untuk perubahan yang lebih baik. Mari kita tingkatkan ibadah, perbanyak amalan kebaikan, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan serta sosial di lingkungan kita. Dengan demikian, kita tidak hanya memperkuat hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga memberikan dampak positif bagi sesama dan membangun komunitas yang lebih baik.

Daftar Pustaka

1. "The Islamic Calendar," IslamicFinder, accessed June 30, 2024, https://www.islamicfinder.org/islamic-calendar/.

2. "The Hijri Calendar: History and Significance," IslamicRelief.org, accessed June 30, 2024, https://www.islamicrelief.org/hijri-calendar-history/.

3. "Islamic New Year: Reflections and Resolutions," MuslimMatters, accessed June 30, 2024, https://muslimmatters.org/2023/07/20/islamic-new-year-reflections-and-resolutions/.

4. "The Significance of Hijrah," Al-Islam.org, accessed June 30, 2024, https://www.al-islam.org/significance-of-hijrah/.

5. "Perayaan 1 Muharram di Indonesia," Republika.co.id, accessed June 30, 2024, https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/perayaan-1-muharram-di-indonesia.

6. "Tradisi Unik Tahun Baru Islam di Berbagai Negara," Detik.com, accessed June 30, 2024, https://www.detik.com/tradisi-unik-tahun-baru-islam/.


| PTA BANTEN, JAWARA HEBAT & BERMARTABAT